Sisi kredit dalam Balance Sheet dalam bentuk t-account mencerminkan sisi financing sebuah perusahaan. Sisi ini menunjukkan seberapa besar posisi pendanaan dalam perusahaan untuk menjalankan usahanya. Pendanaan bisa berasal dari kantong sendiri (yakni melalui total equity) ataupun dari kantong pihak ketiga (yakni total liabilities). Seperti artikel-artikel yang pernah dibuat sebelumnya, di sini akan dibahas prosedur umum yang biasa dilakukan oleh seorang financial controller/finance and accounting manager ataupun pihak auditor. Berikut adalah pembahasan mengenai akun-akun yang umumnya terdapat dalam liabilities perusahaan:
- Accounts Payable: Pada umumnya hutang dagang adalah hutang kita kepada supplier/vendor utama yang menyediakan bahan mentah/servis yang dibutuhkan guna menjalankan main business Contohnya adalah sebagai berikut: Perusahaan kita adalah pembuat baju. Maka hutang dagang kita adalah hutang untuk pembelian bahan, kancing dan peralatan jahit. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk hutang dagang:
- Apakah terdapat banyak hutang yang masa outstanding-nya melebihi standar periode pembayaran kita? Terkadang terdapat perbedaan pendapat mengenai pembayaran hutang. Ada pihak yang berpikiran bahwa kita harus menagih piutang kita secepatnya, namun membayar hutang selambat-lambatnya. Semua tergantung terhadap strategi manajemen arus kas perusahaan. Namun ada berbagai sisi negatif dari prinsip itu. Bilamana kita hanya memiliki sedikit vendor (misal dikarenakan bahan mentah kita adalah sangat customized dan hanya beberapa vendor yang mau membuatnya), tentunya kita harus membina hubungan baik dengan mereka. Bilamana kita tidak membayar hutang kita, maka tentunya vendor tidak akan memberikan supply bahan mentah kita lagi. Ini dapat berdampak buruk bagi kegiatan produksi dan penjualan. Terms of payments sangat perlu diperhatikan bilamana kita meng-adopt JIT manufacturing. Salah satu analisis rasio yang bisa dilakukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunaskan hutang dagangnya adalah accounts payable turnover ratio dengan rumus sebagai berikut:
AP Turnover Ratio: Total Purchase in Year 2XXX / Average AP in Year 2XXX
Rumus di atas menyatakan seberapa cepat sebuah perusahaan dapat melunaskan hutangnya. Semakin besar hasil perhitungan rasio, maka semakin cepat perusahaan melakukan pelunasan. Dengan demikian, dapat ditarik sebuah asumsi bahwa perusahaan memiliki arus kas yang sehat.
- Apakah terdapat banyak hutang yang masa outstanding-nya melebihi standar periode pembayaran kita? Terkadang terdapat perbedaan pendapat mengenai pembayaran hutang. Ada pihak yang berpikiran bahwa kita harus menagih piutang kita secepatnya, namun membayar hutang selambat-lambatnya. Semua tergantung terhadap strategi manajemen arus kas perusahaan. Namun ada berbagai sisi negatif dari prinsip itu. Bilamana kita hanya memiliki sedikit vendor (misal dikarenakan bahan mentah kita adalah sangat customized dan hanya beberapa vendor yang mau membuatnya), tentunya kita harus membina hubungan baik dengan mereka. Bilamana kita tidak membayar hutang kita, maka tentunya vendor tidak akan memberikan supply bahan mentah kita lagi. Ini dapat berdampak buruk bagi kegiatan produksi dan penjualan. Terms of payments sangat perlu diperhatikan bilamana kita meng-adopt JIT manufacturing. Salah satu analisis rasio yang bisa dilakukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunaskan hutang dagangnya adalah accounts payable turnover ratio dengan rumus sebagai berikut:
- Other Payables: Hutang lain-lain menunjukkan hutang perusahaan yang pada umumnya tidak berkenaan dengan usaha utama perusahaan. Contohnya adalah hutang kepada daily lunch caterer dan hutang kepada supplier IT hardwares. Prosedur analisis untuk di point (a) dapat dilakukan di point ini.
- Accruals: Prinsip akuntansi di Indonesia melakukan pengakuan transaksi dengan accrual basis. Dengan kata lain, transaksi diakui saat terjadi-nya (pada umumnya saat serah terima jasa/barang). Accrual expenses pada umumnya berbasiskan rationale untuk pengakuan transaksi dan bukan berbasiskan invoice yang didapatkan dari supplier. Bilamana invoice telah diterima dari supplier, maka akan dilakukan reklasifikasi dari accruals ke accounts payables atau other payables. Contoh:
- Sewa bulanan gudang ditagihkan oleh lessor tanggal 5 tiap bulannya, dimana kita diharapkan melalukan pembayaran tiap tanggal 20. Pada saat penutupan tahunan tanggal 31 Desember 2XX5, maka perusahaan harus mengakui beban sewa gudang tersebut untuk period 1-31 Desember 2XX5, walaupun belum ditagihkan oleh lessor. Jurnal yang akan dibuat tanggal 31 Desember 2XX5 adalah:
Dr. Beban sewa XX
Cr. Beban sewa yang belum ditagihkan XXPertanyaan yang muncul adalah berapa angka beban sewa yang perlu diakui? Apa basisnya? Tentunya bilamana ini merupakan recurring transaction, kita dapat menggunakan tagihan bulan lalu (dengan asumsi tidak ada kenaikan biaya sewa) sebagai basis. Pada saat diterimanya invoice tanggal 5 January 2XX6, maka akan dilakukan reklasifikasi sebagai berikut:
Dr. Beban sewa yang belum ditagihkan XX
Cr. Hutang lain-lain XX
- Sewa bulanan gudang ditagihkan oleh lessor tanggal 5 tiap bulannya, dimana kita diharapkan melalukan pembayaran tiap tanggal 20. Pada saat penutupan tahunan tanggal 31 Desember 2XX5, maka perusahaan harus mengakui beban sewa gudang tersebut untuk period 1-31 Desember 2XX5, walaupun belum ditagihkan oleh lessor. Jurnal yang akan dibuat tanggal 31 Desember 2XX5 adalah:
- Loan: Pinjaman bisa berupa pinjaman dari bank atau related party. Pinjaman kiranya disertai dengan perjanjian yang ditanda tangani pihak-pihak yang meminjamkan dan dipinjamkan. Bilamana ada perubahan, maka semua amendments atas pinjaman harus disertakan. Pada umumnya, loan disertai dengan pengenaan bunga. Kiranya kita melakukan perhitungan ulang untuk memastikan bahwa beban bunga (dalam Profit and Loss Statement) dan hutang bunga (dalam Balance Sheet) telah diakui sesuai dengan periode dan jumlahnya yang masih terhutang / terbebani.
Perlu diingat bahwa akun-akun yang sebutkan di atas adalah monetary liabilities. Dengan demikian bilamana original currencies dari transaksi tersebut (misal USD) adalah berbeda dengan mata uang laporan keuangan kita (misal IDR) perlu dilakukan translasi sesuai dengan kurs yang berlaku (saat transaksi dan tutup buku).
Hal yang tidak kalah penting adalah untuk mempunyai dan me-maintain daftar yang lengkap berkaitan dengan semua liabilities yang ada. Terkadang perihal daftar/list dianggap sepele. List sangat diperlukan untuk:
- Bilamana auditor ingin melakukan pengiriman konfirmasi audit ke supplier.
- Bilamana auditor ingin melakukan pemilihan samples dan pelaksanaan vouching ke dokumen pendukung.
- Bilamana perlu dilakukan disclosure nama-nama dari vendor utama di “notes to financial statements”
- Bilamana ingin dilakukan disclosure dari transaksi-transaksi dengen related parties.
Demikian adalah contoh-contoh prosedur pemeriksaan pada liabilities. Tentunya masih banyak contoh akun dan prosedur yang dapat dilakukan. Itu semua tergantung pada nature dan kompleksitas perusahaan dan akun yang terkait.